Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Pesona Mesjid Agung Garut, Mesjid Tertua di Bumi Priangan

Pesona Mesjid Agung Garut jika dilihat dari sejarah sangat menarik untuk diketahui. Kota kecil tercinta ini memiliki cerita dan kisah yang panjang dari masa ke masa.Ada cerita unik dan hal-hal baru tentang kota intan ini. Pesona Garut dari segi wisatanya memang tidak diragukan lagi, namun ada yang berbeda di tengah pusat kotanya. Ada yang menrik di pusat keramaian kota garut yaitu sebuah mesjid besar yang biasa di sebut Mesjid Agung Garut yang merupakan Mesjid tertua di Bumi Priangan.
Sudah sangat sering saya melewati jalan-jalan yang ada di Garut, termasuk jalan Ahmad Yani bisa dikatakan setiap hari saya melewati kawasan ini. Melewati Alun-alun, Babancong dan singgah di Mesjid Agung Garut selalu saja begitu. Mungkin karena terlalu sering sehingga membuat tempat-tempat didekat pusat kota jadi terlihat biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dengan tempat tempat tersebut, Babancong masih tetap saja berwarna c, Alun-alun masih tetap saja begitu, Mesjid Agung masih seperti yang dulu dan pohon beringin juga maih terlihat berdiri tegak meski usianya tak muda lagi.

Sehabis sholat dzuhur saya duduk diteras halaman mesjid istirahat sambil melihat semua kativitas yang terjadi di halaman Alun-alun. Terlihat beberapa orang tengah duduk santai di pinggiran alun-alun sambil menikmati jajanan masing-masing. Para pejalan kaki juga banyak berlalu-lalang di pinggir jalan. Angkutan umum juga terlihat bersaing untuk mendapatkan penumpang. Kemudian tak sengaja saya dengar percakapan dua orang disebelah saya yang sedang memamkai sepatunya. “Salah satu tempat yang nyaris selalu saya singgahi jika berkunjung ke kota Garut, adalah Masjid Agung Garut ini. Suasananya yang teduh dan lokasinya yang strategis biasa saya gunakan untuk beristirhat sejanak. Masjid ini sangat nyaman, didalamnya sangat sejuk meski tanpa AC” begitulah percakapan yang samar-samar saya dengar. Tak sempat menanyakan kepada dua orang tersebut tapi dari percakapan yang saya dengar saya dapat memastikan kedua orang tersebut berasal dari luar kota Garut.

Setelah kejadian tersebut saya langsung mencari informasi tentang sejarah Garut. Setelah saya membaca semua artikel di google dan perpustakaan umum dekat  RSU Dr. Slamet tentang sejarah Garut dan akhirnya saya mendapatkan yang saya cari. Dan lagi-lagi saya rangkum dan saya tulis lagi sebagai bahan postingan di sobat adventure kali ini. Sambil mendengarkan lagu dan tembang-tembang kenangan mengantarkan saya pada petualangan Garoet Tempoe Doele.

Antara Babancong, Alun-alun dan Mesjid Agung Garut
Semua ketiga tempat tersebut adalah saksi bisu sejarah peradaban kota Garut. Terletak di lokasi yang sama namun dengan tempat yang berbeda-beda. Petualang pertama kita mulai dengan Babancong.Satu Sisi Cerita Babancong dan Alun-Alun dan Mesjid Agung Garut. Kalau ada waktu luang sobat adventure berkunjunglah ke kota Garut dan jangan lupa mipir juga ke Alun-Alun Garut, pusat kota yang akan memberikan banyak kenangan. Pada dasarnya pola Alun-Alun Garut hampir sama dengan pola Alun-Alun yang ada di kota-kota lain di Indonesia yaitu pola Pohon Beringin, Mesjid Agung, Pendopo dan embel-embel lainnya yang berhubungan dengan pemerintahan.


Mesid Agung Garut, Masjid Tertua di Bumi Priangan
Berbicara tentang Mesjid Agung Garut, Seperti konsep yang telah banyak diterapkan di mayoritas kota-kota di Indonesia, dimana pusat kota biasa terdiri dari alun-alun, masjid, penjara, pusat pemerintahan, dll, pemerintah Garut zaman dulu pun itu pun menerapkan hal yang sama pada kota Garut ini.   Hal itu membuat saya lebih semangat mengetahui lebih banyak tentang sejarah Garut. Dan uniknya, bila dilihat dari sisi sejarah, Masjid Agung Garut ini termasuk salah satu masjid tertua di bumi Priangan.

Indor Mesjid Agung Garut
Wajah masjid yang bisa sobat lihat saat ini juga bukan rupa yang sama dengan Masjid Agung Garut pada awal abad ke 19. Perubahan yang mencolok terletak pada bentuk kubah Mesjid. Seperti umumnya masjid di Priangan termasuk Masjid Agung Bandung, Masjid Agung Garut pada masa itu pun menganut konsep tajuk tumpang tiga atau lebih dikenal dengan atap “nyungcung.” Itulah mengapa di tanah sunda jaman baheula (dulu – red) sering kita dengar istilah “ka bale nyungcung” untuk menggambarkan pasangan yang akan melakukan akad nikah di masjid agung.

Saya masih ingat ketika saya masih kecil kala itu sedang bermain layang-layang di swah didekat rumah. Saat itu saya melihat berkali-kali helikopter membawa menara besi berwarna putih metalik mengkilap tersinari matahari mengantung dibawah helikopter tepat dibawah layangan yang saya terbangkan. Dan saya melihat helikopter tersebut bolak-balik menuju Mesjid Agung Garut. Kemudian banyak orang yang mebicarakannya tentang hal itu, dan ternyata helokopter-helikopter tersebuat digunakan sebagai alat untuk meletakan empat menara yang kini menjadi menara Mesjid Agung Garut. Dan ini lah alasannya, karena tidak ada orang yang bisa  menyimpan menara berat tersebut tepat diatas menara Mesjid Agung Garut. Saya membayangkannya saat ini betapa susahnya ketika helikopter menyimpan menara besi tepat diatas menara Masjid Agung. Masjid Agung biasa digunakan untuk kegiatan keagamaan islam. Masjid Agung ini menjadi sangat ramai ketika bulan Ramadhan tiba.

Babancong, Tempat Presiden Pertama RI, Soekarno Menyebut Garut Sebagai Kota Intan
Ada yang berbeda di Alun-alun Garut. Di sebelah selatannya ada Babancong. Inilah yang membuat Alun-alun Garut berbeda dengan Alun-laun lainnya. Perbedaan itu terletak pada sebuah bangunan bernama Babancong, saya kurang tahu nama arti dalam bahasa Indonesianya apa yang pasti, Babancong merupakan ikon yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Garut. Menurut saya Babancong merupakan sebuah bangunan yang mirip pesanggrahan yang seperti panggung  membentuk melingkar dan memiliki beberapa buah anak tangga. Jaman dulu Babancong berfungsi sebagai tempat para pembesar menyaksikan keramaian di alun-alun, atau tempat berpidato. Babancong memiliki delapan tiang dan delapan kolong yang terasambung antarang kolong satu dan kolong lainnya serta memiliki tinggi kira-kira 1,5 meter sehingga kita orang dewasa harus membungkuk untuk  memasukinya. Sampai sekarang pun, Babancong masih digunakan untuk tempat duduk para pejabat pada saat diselenggarakannya  berbagai peringatan hari nasioanal seperti upacara pengibaran bendera HUT RI. Sementara Pendopo ada di belakang Babancong jika berdiri menghadap ke utara Alun-alun. 

Yang uniknya lagi, ada juga pohon beringin diantara Babancong. Perhatikan secara seksama maka keberadaan beringin seolah menjadi satu kesatuan yang padu dengan keberadaan Alun-alun itu sendiri, Di Babancong inilah Presiden Pertama RI, Soekarno menyebut Garut sebagai kota intan. Kota yang berkilau, karena bersih dan tertata dengan baik.
Tidak lengkap rasanya apabila ke Alun-alun Garut tanpa menengok Babancong, seperti kepantai tapai tidak berenang gak asik.

Alun-Alun Dari Arah Babancong
Di depan Babancong dan Mesjid Agung Garut ada Alun-alun, biasanya Babancong menjadi tempat bupati Garut berdiri sebagai pembina upacara pada hari-hari besar RI, HUT RI misalnya, para Paskibra mengibarkan bendera didepan Babancong dan Pembina Upacara berdiri di Babancong tersebut. Alun-alun menjadi tempat peserta berbaris, itu pada saat upacara. Nah kalau hari Minggu dan hari-hari biasa, alun-alun biasanya menjadi tempat bermain saja. Ada banyak anak-anak yang bermain disana. Ada tempat penyewaan kereta api, ada mobil dan motor-motoran kecil dan ada juga yang bermain sepakbola. Tapi sering juga digunakan sebagai tempat pameran seperti pameran yang selalu diadakan setiap memepringati hari jadi Garut. Kadang digunakan pula sebagai tempat diadakanya konser musik band indie sampai band yang sudah terkenal seperti Band Gigi.

Playlist lagu dan tembang-tembang kenangan di winamp telah semua diputar, dan selesai juga ssaya menulis postingannya. Lagunya Yuni Sara yang berjudul senandung rindu menjadi lagu terakhir menutup tulisan saya kali ini. Dan itulah cerita Kisah Antara Babancong, Alun-alun dan Mesjid Agung Garut.

Untuk mengetahui Keindahan Pesona Garut Lainnya bisa dilihat di web yang satu ini: www.pesonagarut.com


Post a Comment for "Pesona Mesjid Agung Garut, Mesjid Tertua di Bumi Priangan"